Berbeda dan Bermakna, Santri SDIT Ma’arif Makassar Adakan Sholat Gaib di Hari Pahlawan 10 Nopember 2022

SDIT MA’ARIF MAKASSAR – Setiap tanggal 10 November, di negeri kita diperingati Hari Pahlawan.

Sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan nasional yang telah berjuang dan gugur untuk mempertahankan kemerdekaan negeri ini,

Santri & Santriwati SDIT Ma’arif Makassar melaksanakan sholat gaib untuk para pahlawan negeri kita.

H.Mubarak Bakry, S.Th.I., M.Th.I., Kepala SDIT Ma’arif Makassar mengatakan bahwa SDIT Ma’arif Makassar memperingati

Hari Pahlawan dengan cara yang berbeda dan lebih bermakna yaitu dengan melakukan sholat gaib untuk para pahlawan kita.

“Menurut kami akan lebih mengena dan lebih bermakna jika pelaksanaan peringatan Hari Pahlawan diadakan

sholat gaib terlebih dahulu. Ini adalah bentuk ucapan terima kasih yang paling baik untuk para pahlawan kita, dengan cara mengirimkan doa.” ungkap Mubarak.

Lebih lanjut, Mubarak mengatakan bahwa tujuan diadakannya sholat gaib tersebut,

agar para santri bisa mengenang jasa para pahlawan kita sehingga bisa mengerti arti perjuangan mereka dan meneladani sifat-sifat positifnya.

“Banyak hal yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak dari peringatan Hari Pahlawan ini.

Kita bisa mengajarkan keteladanan kepada anak-anak, kejujuran, kegigihan, pantang menyerah,

dan melakukan kewajiban dan hak. Kita bisa mengenalkan makna Hari Pahlawan kepada para santri untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari mereka,

seperti mempertahankan kemerdekaan dengan belajar tekun, mengukir prestasi, menolong teman yang sedang kesusahan.” pungkas Mubarak.

Sholat gaib tersebut dipimpin langsung oleh Kepala SDIT Ma’arif Makassar, dan diikuti oleh seluruh santri dan Asatidzah SDIT Ma’arif.

Peringatan Hari Pahlawan 2022 kali ini bertema “Pahlawanku Teladanku.”

Sejarah peringatan Hari Pahlawan diawali dari insiden perobekan bendera Belanda yang berwarna Merah Putih Putih Biru di atas Hotel Yamato,

Surabaya pada 19 September 1945. Warna Biru dari bendera Belanda saat itu dirobek sehingga menjadi warna merah putih.

Saat itu rakyat Surabaya bersama para pejuang bertempur melawan tentara Inggris, yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 November.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *